Senin, 30 Mei 2011

Jujurlah tentang Jumlah Penghasilan Anda

KOMPAS.com - Pengelolaan pemasukan dan pengeluaran rumah tangga biasanya dipercayakan kepada istri. Suami hanya bertugas memberikan seluruh uang bulanan dari gaji yang diterima di tempatnya bekerja. Namun, untuk beberapa pasangan, hal ini tidak berlaku. Ada suami yang justru mengambil alih manajemen keuangan keluarga dan istri hanya menerima uang belanja sesuai jumlah yang telah ditentukan suami.

Hal ini sah-sah saja dilakukan selama tidak ada yang merasa dirugikan. Maka, bagi pasangan yang baru menikah, masalah keuangan harus dibicarakan sejak awal agar tidak terjadi perselisihan dalam hal keuangan keluarga.

Saat berumah tangga, keterbukaan diperlukan dalam segala hal, termasuk masalah keuangan. Istri biasanya menuntut suami untuk terbuka tentang jumlah gajinya setiap bulan, namun sang istri sendiri sering tidak terbuka tentang penghasilannya, ketika ia bekerja. Hal ini diungkapkan Ligwina Poerwo-Hananto, independent financial planner, dalam talkshow "Mengelola Keuangan Keluarga" di acara Women Fiesta yang berlangsung di Gandaria City, Jakarta, Jumat (27/5/2011) lalu.

Menurut Ligwina, istri harus jujur tentang jumlah penghasilannya, sebagaimana suami yang jujur tentang jumlah penghasilannya setiap bulan. Ia juga menyarankan agar penghasilan dari suami dan istri digabungkan dalam satu rekening sehingga jumlahnya lebih besar.

"Kita harus membantu suami jika penghasilan kita ternyata lebih besar. Jangan egois dengan mengatakan uangmu adalah uangku, tapi uangku adalah uangku sendiri. Penggabungan penghasilan suami dan istri itu berguna untuk memperbesar jumlah tabungan yang bisa disisihkan bagi masa depan anak," jelas Ligwina.

Dalam mengelola keuangan keluarga, Ligwina membagi pengeluaran keluarga menjadi empat tahap, yakni untuk menabung, untuk cicilan utang, untuk keperluan rutin, dan untuk gaya hidup atau hiburan.

"Yang pertama harus kita sisihkan dari penghasilan keluarga adalah untuk menabung. Kalau Anda pernah berpikir bahwa menabung itu akan Anda lakukan saat ada gaji yang tersisa, maka jumlah tabungan Anda tidak akan tetap, bahkan Anda akan cenderung mengalami kesulitan untuk menabung. Mulai sekarang cobalah menabung di awal. Sisihkan 10 sampai 30 persen dari penghasilan untuk ditabung," ungkap Ligwina.

Selain untuk berjaga-jaga apabila ada kebutuhan darurat yang membutuhkan banyak uang, Anda juga harus punya tujuan ketika memutuskan untuk menabung. Menabung membantu Anda termotivasi untuk bisa konsisten menabung dengan jumlah yang sama setiap bulan. Tujuan menabung bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti ingin membeli alat elektronik untuk di rumah, atau membeli sofa baru, bahkan yang sifatnya jangka panjang seperti biaya pendidikan anak hingga ke Perguruan Tinggi.

"Pada dasarnya uang itu bukan untuk disimpan, tapi dipakai. Maka, kalau Anda berkorban menekan pengeluaran untuk ditabung, pastikan dulu Anda memiliki tujuan saat menabung, sehingga Anda terus bersemangat menyisihkan uang," ungkap Ligwina.

Setelah menabung, sisihkan uang untuk membayar cicilan-cicilan utang agar beban Anda setiap bulan terus berkurang. Lalu pisahkan uang untuk membayar biaya keperluan rutin seperti air, listrik, bensin, uang sekolah dan jajan anak, belanja bulanan rumah tangga, dan keperluan lain yang memang harus Anda beli atau bayar. Sisa uang dari ketiga pengeluaran tersebut adalah uang yang bisa Anda gunakan untuk gaya hidup bersama teman-teman, maupun untuk hiburan keluarga seperti rekreasi, mengunjungi tempat-tempat wisata, atau belanja di mal bersama.

Biasakan juga mencacat setiap pengeluaran agar jika bulan depan Anda ingin melakukan penghematan, Anda tahu apa yang ingin anda hilangkan dari pengeluaran tersebut.

"Kita bisa coba dengan mencacat pengeluaran, sekecil apapun selama satu bulan penuh. Sekecil apapun, bahkan uang parkir pun catat saja semuanya. Setelah tiga puluh hari, kita akan menemukan biang kerok pengeluaran tidak penting yang membuat uang kita cepat sekali habis. Bulan depan, kita harus berkomitmen untuk tidak mengeluarkan biaya untuk hal yang tidak berguna tersebut," ujar Ligwina memberi saran.

Setelah semua pengeluaran terdokumentasi dengan baik, jangan lupa untuk membicarakannya kepada suami. Keterbukaan pengelolaan keuangan keluarga kepada suami akan menambah kepercayaan suami kepada istri sehingga suami tidak merasa sia-sia memberi tanggung jawab kepada istri. Selain itu, apabila ada harga yang mengalami kenaikan, seperti harga kebutuhan pokok, suami bisa mengerti jika istri meminta tambahan uang karena uang yang selama ini dipegang istri juga sudah didistribusikan kepada hal-hal yang tepat.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha