Senin, 30 Mei 2011

Tarian Kolosal Awali Pesta Kesenian Bali

DENPASAR, Zona Menarik - Tarian kolosal Siwa Nata Raja dan Adi Merdangga garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan mengawali atraksi budaya pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 pada 10 Juni 2011.

Kedua tarian yang digarap secara apik dan profesional itu melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen lembaga pendidikan tinggi tersebut, kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika, SH di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, penampilan tim ISI Denpasar dalam atraksi budaya dari depan bangsal Jaya Sabha Gubernuran Denpasar hingga Taman Budaya Denpasar, tempat berlangsungnya aktivitas seni tahunan di Bali itu, disusul dengan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini.

Tarian Kolosal Bali

Masing-masing kabupaten/kota menampilkan keunikan dan ciri khas daerah masing-masing yang dirangkai sedemikian rupa oleh penampilan kabupaten/kota lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan atraksi yang unik dan menarik.

Aktivitas seni itu melibatkan ratussan seniman Bali utara, menyusul Kabupaten Karangasem yang menampilkan ketangkasan pasukan perang tradisional serta berbagai jenis pasukan dan model latihan perang.

Semuanya itu dikemas dalam bentuk seni, diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali (gamelan), diikuti duta seni Kabupaten Jembrana, Bali barat yang menyuguhkan "Segara Kertih" atau petik laut menampilkan seni kerakyatan khas daerah setempat.

Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali dalam atraksi budaya itu menampilkan harmoni multi kultur, Kabupaten Tabanan "Nangkluk Merana", yakni kegiatan ritual dalam membasmi hama tanaman yang mengganggu hama pertanian.

Sedangkan Kabupaten Bangli mengusung tema "Danu Kertih" (Pakelem) yang diiringi dengan berbagai jenis tari baris dan tari rejang, tari yang khusus untuk mengiringi kegiatan ritual. Kabupaten Badung sebagai penutup menampilkan permainan "Mekotekan", permainan tradisional yang diwarisi masyarakat Munggu.

Penampilan duta seni dari seluruh kabupaten di Bali itu tidak dilombakan seperti kegiatan serupa tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dan seniman berapresiasi secara penuh, demikian I Ketut Suastika.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha